Pada beberapa artikel sebelumnya, kita telah mempelajari mengenai mantera agar mempunyai anak. Kalau belum, silahkan baca di sini. Akan tetapi disamping membaca mantera, terdapat juga pengobatan tradisional agar cepat mempunyai anak, tentunya penggabungan kedua cara tersebut akan semakin memperbesar kesempatan pasangan suami isteri agar keluarga mereka lebih lengkap dengan hadirnya seorang bayi.

Ada beberapa cara yang bisa anda ikuti:
Ritual dan Jamu
Minum Jamu atau Ramuan:
Tempel, Oles atau Boreh

Ritual dan Jamu
  • Lakukan mandi wuwung yaitu mandi dengan menyiram kepala , kemudian lanjutkan dengan minum pipisan atau rebusan Temu ireng dan garam lakukan ritual ini setiap hari Rabu dan Sabtu.
  • Pada pagi hari anggara kasih yaitu selasa kliwon dan jumat kliwon - lihat kalender, cari laba laba (lebih baik yang sedang bertelur) khususnya pada bagian perut dan telur kemudian telan bersamaan dengan pisang emas.

Minum Jamu atau Ramuan
Bengle, bawang putih, jongrahab, kayu manis, kencur, sirih, semua ditumbuk halus, campurkan sedikit air, peras dan minum airnya

Tempel, Oles atau Boreh
Tumbuklah pala, kayu timur, asam yang telah dibakar sebelumnya. Kemudian tapel, boreh atau oleskan pada bagian perut dengan menggunakan kapas.

Gilingan cabe, lempuyang, jahe campur air secukupnya dan disaring, lalu airnya diminum. Sedangkan ampas diborehkan pada bagian perut dan kaki

Legon pakel, bonggol atau pangkal nampu disapukan pada kemaluan suami terlebih dulu, dipipis lalu dimakan.

Dewasa ini memang sudah banyak obat obatan yang beredar untuk mengatasi masalah kewanitaan seperti haid, atau datang bulan. Tetapi bagaimanapun ramuan tradisional tetap yang terbaik, karena bebas dari unsur bahan pengawet ataupun bahan kimia lainnya.

Berikut ini adalah jamu, ramuan tradisional untuk mengatasi haid datang bulan yang terasa sakit atau waktunya selalu berobah.

Bahan yang diperlukan:
  • 7 potong Temulawak
  • 3 jari kunir
  • Asam kawak dan gula merah secukupnya
Setelah dikupas dan dibersihkan, rebus semua bahan dengan 2 gelas air dengan api yang kecil, lebih baik jika media yang digunakan untuk merebus dari bahan tanah atau panci stainless stell, jauhi menggunakan panci alumunium jika merebus ramuan atau jamu jenis begini. Setelah kira kira tinggal setengahnya (1 gelas) dinginkan dan langsung diminum.

Lakukan meminum ramuan ini selama masa datang bulan, disamping melancarkan dan meredakan rasa sakit pada waktu datang bulan, juga mampu menyegarkan tubuh dan meyehatkan organ organ dalam tubuh.

Masih dalam artikel mengenai tentang ibu-ibu muda atau yang baru pertama kali melahirkan bayi, masalah selain puting terasa sakit karena lecet juga sedikitnya ASI yang keluar, sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan bagi si bayi. Untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa ramuan tradisional yang mudah digunakan agar mampu memperbanyak Air Susu Ibu yang keluar.

Ramuan tradisional agar air susu deras keluar :

Alternatif I
Akar padi, kangkung, adas pulowaras, keningar, ditumbuk halus kemudian campur air secukupnya. Borehkan pada payudara.

Alternatif II
Temulawak diparut, daun karuk, terawas, ragi, kayu manis, bawang merah. Semua bahan ditumbuk halus kemudian campur dengan air secukupnya.


Pada ibu-ibu muda atau yang baru pertama kali melahirkan bayi, seringkali pada waktu menyusui payudara atau puting terasa sakit karena lecet, hal tersebut karena memang intensitas waktu menyusu dari bayi yang cukup tinggi bagi mereka akan membuat kulit payudara yang masih sensitif akan mudah terpengaruh.

Untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa ramuan tradisional yang bisa digunakan untuk mengobati.

Ramuan Tradisional untuk mengobati payudara yang sakit

Payudara Sandanen:
Jenis penyakit ini ditandai dengan munculnya semacam bisul pada sekitar puting, hal ini dapat diobati dengan daun kecubung, adas pulowaras, bawang merah, kembang abu yang ditumbuk halus. Lalu campurkan cuka jawa. Sebelum diborehkan pada bagian yang luka panaskan lebih dulu sebelum dipakai, setelah hangat baru dipakai.

Payudara yang kemerahan, bengkak dan terasa sakit
Bahan:
  • Pala direbus
  • Kulit dingo ditumbuk halus
Campurkan kedua bahan tersebut lalu bungkus dengan kain atau kapas. Tempelkan pada bagian yang sakit.


Cukup banyak sebetulnya versi untuk perhitungan pernikahan suami istri. Kali ini kita akan membahas satu diantaranya. Pada perhitungan ini yang harus diketahui adalah berapa jumlah neptu kelahiran suami dan isteri, kemudian dijumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut lalu dibagi dengan dasar angka 7 atau 10. Kenapa mesti menggunakan dua macam angka untuk pembagian tersebut?, hal itu disebabkan karena dalam pembagian jumlah tersebut sisanya tidak boleh melebihi 7.

Misalkan suami lahir Sabtu Kliwon, neptunya 9 + 8 = 17, isteri lahir Rabu Wage, neptunya 7 + 4 = 11. Jumlah Neptu keduanya adalah 28, maka jika dibagi 10 berarti 2 lebih 8. Kelebihan yang berjumlah 8 ini tidak diperbolehkan.

Maka dasar angka pembagi yang diambil adalah 7. Sehingga 28 habis dibagi 7. Nah... apabila terjadi demikian maka dasar penghitungan yang diambil bukanlah 0 melainkan 7. Dari angka 7 ini kemudian dapat diambil kesimpulan (7 = Lebu Katiup Angin)


Hal ini dikarenakan dalam perhitungan versi ini, hanya dikenal angka sisa sampai dengan 7. Sebab bagaimanapun 7 adalah angka Misteri.


Kesimpulan Arti sisa bilangan:
1 = Wasesa Segara
Sudi memberi maaf, baik budi, besar pribadinya, berwibawa, lapang dada

2 = Tunggak Semi
Banyak rejeki

3 = Satria Wibawa
Kemuliaan dan keluhuran akan diperoleh keduanya

4 = Sumur Sinaba
Sumber pengetahuan dan tempat bertanya

5 = Satria Wirang
Akan menanggung susah, malu (penolaknya adalah darah; dengan lain kata menyembelih hewan sebagai korban)

6 = Bumi Kapetak
Hatinya kalut, Rajin bekerja, tahan menderita sengsara, selalu menjaga kebersihan (penolaknya adalah menanam tanah)

7 = Lebu Katiup Angin
Tidak akan terkabul keinginannya, sering berpindah rumah, sengsara (penolaknya adalah menyebar tanah)


Link untuk Untuk mengetahui Neptu Hari dan Neptu Pasar

Masih dalam perbincangan tentang ilmu kadigjayan atau ilmu kesaktian, kali ini kita belajar mengamalkan satu ajian yang sangat terkenal yaitu Ajian Gelap Ngampar, petake baginda Ngali. Ajian ini cukup tersohor dikalangan masyarakat sejak jaman kerajaan dahulu, bahkan sampai dengan saat ini.

Ajian ini digunakan untuk menjadi pompa bagi kekuatan yang bersumber dari dalam roh, spiritual yang kemudian akan meledakkan satu kekuatan dahsyat pada tubuh jasmani. Apabila seseorang berhasil melakukan amalan aji gelap ngampar ini, maka ketika dalam peperangan atau pertempuran maka akan terlihat satu sinar cahaya pelindung yang akan menjadi perisai yang tidak akan dapat ditembus oleh kekuatan manusiawi dari dunia biasa, meskipun senjata yang menyerang itu berupa pedang, bambu, peluru, bahkan bom sekalipun.

Tidak hanya itu saja, sinar yang membentengi tersebut juga dapat dilemparkan kearah sasaran. Dan jika hal itu dilakukan maka dampaknya akan menyerupai satu ledakan dahsyat, semakin fokus dan kuat roh spiritual kita, semakin besar dampak kerusakan yang dihasilkan. Akan tetapi kelemahannya ketika melakukan lemparan sinar tersebut, maka tubuh kita akan tidak terlindungi sampai beberapa saat.

Sepertinya hal itu tidak masuk akal, bagaimana manusia bisa bertahan dari bom?, Bagaimana hal ini bisa terjadi?. Mengenai hal ini akan kita bahas di lain waktu

Akan tetapi Untuk sedikit memperjelas mengenai hal tersebut berdasar logika, secara garis besar bisa digambarkan, bahwa yang berada dalam peperangan tersebut bukanlah diri, tubuh atau jasmani kita, akan tetapi roh dari dimensi spiritual yang menyeruak keluar. Karena dari dimensi roh maka mustahil bisa terkena efek serangan dari dimensi dunia nyata.

Setelah anda merasa yakin akan memperdalam ilmu ini, maka ritual yang harus dilakukan untuk memperkuat roh kita adalah:

Puasa 40 hari dan selama itu hanya boleh makan satu kali setiap jam 12 malam.
Nglowong selama 7 hari 7 malam
Mulai ritual hari Sabtu Kliwon.
Lihat kalender Jawa

Kemudian ketika, akan atau tengah berada dalam peperangan maka aji gelap ngampar ini dirapal atau dibaca, dengan keyakinan, fokus serta konsentrasi.


Ajian Gelap Ngampar:
Ingsun amatak ajiku si gelapngampar
gebyar gebyar ono ing dadaku
ulo lanang guluku, macan galak ono raiku
suryo kembar ono netraku
durgo dek lak ono pupuku
gelap ngampar ono pangucapku
gelap sewu ono suwaraku
ah.. aku si gelap sewu


Dalam bahasa Indonesia
Aku merapal ajiku si gelap ngampar
berkibar kibar dalam dadaku
ular jantan leherku, harimau galak ada di wajahku
surya kembar dalam mataku
durga dek akan berada dipahaku
gelapngampar berada dalam perkataanku
gelap sewu (seribu) ada dalam suaraku
ah... aku si gelapsewu


Perhatian
Baca peraturan dasar


Setiap kali kita akan bepergian untuk mengerjakan sesuatu hal, seringkali kita mendengar tentang hari yang buruk, naga hari (nogo dino), hari naas, hari sial, hari sangar ataupun istilah istilah semacamnya. Memang ada kalanya kita tidak ambil peduli dengan segala hal semacam itu, akan tetapi apabila kita telah mengetahui tentang naas hari, maka akan lebih baik jika kita menghindarinya, atau dengan kata lain tidak melawan apa yang telah menjadi ketentuan alam.

Sebab sebagaimana telah kita ketahui bahwa alam semesta, bumi, laut atau apapun yang mempunyai sifat dinamis, maka semua itu mempunyai satu roh atau spirit yang bisa mempengaruhi roh yang lain, seperti roh kita misalnya. Untuk lebih mengenal tentang roh, anda bisa membaca artikel artikel yang telah saya tulis sebelumnya. Seperti artikel tentang Tubuh, Jiwa dan Roh.

Kembali ke masalah hari yang buruk atau sial, sebetulnya ada satu cara yang bisa kita lakukan untuk menolak atau melebur pengaruh buruk dari naas hari tersebut, apabila memang dengan terpaksa harus bepergian meskipun tahu bahwa waktu yang kita ambil akan melawan peringatan alam. Sebab dalam dunia roh atau spiritual juga dikenal yang namanya etika, adat atau tata cara dalam versi yang tak tertulis.

Hal atau etika yang harus dilakukan untuk melebur hari sial adalah, jika harus bepergian pada hari:
Minggu
Meraba betis 2 kali dan dalam 3 langkah pertama harus menahan napas

Senin
Meraba kemaluan 2 kali dan dalam 2 langkah pertama harus menahan napas

Selasa
Meraba telapak kaki 1 kali dan dalam 2 langkah pertama harus menahan napas

Rabu
Meraba Bahu 2 kali dan dalam 3 langkah pertama harus menahan napas

Kamis
Meraba hidung 4 kali dan dalam 4 langkah pertama harus menahan napas

Jumat
Meraba ubun ubun 3 kali dan dalam 3 langkah pertama harus menahan napas

Sabtu
Meraba dada 4 kali dan dalam 3 langkah pertama harus menahan napas

Exploitation of Spirit Dimension
Your Ad Here